Gadget: Nikmat yang Bisa Menjadi Fitnah

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dengan rahmat dan taufik-Nya kita masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dan memperdalam agama ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti sunnah beliau hingga hari kiamat.

Segala puji bagi ﷻ yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, kepada keluarga, istri-istri, dan para sahabat beliau yang mulia.

Hidup ini adalah ujian. Setiap manusia pasti akan diuji, sebagaimana firman ﷻ dalam Al-Qur’an:
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kami kamu akan dikembalikan.”
(QS. Al-Anbiya: 35).

Ujian tidak selalu datang dalam bentuk kesusahan. Kadang ujian itu justru datang dalam bentuk kemudahan, harta, atau teknologi yang memanjakan. Di zaman modern ini, salah satu ujian terbesar adalah gadget. Ia bisa menjadi sarana kebaikan, tapi juga bisa menjadi sumber fitnah yang menjerat hati.

Nabi Muhammad ﷺ telah mengabarkan bahwa menjelang akhir zaman, dunia akan dipenuhi dengan berbagai fitnah. Dalam hadis riwayat Al-Bukhari (no. 7096), beliau ﷺ bersabda,
“Tidak akan datang suatu zaman kecuali zaman setelahnya lebih buruk dari sebelumnya, hingga kalian bertemu Rabb kalian.”
Fitnah itu kini hadir di genggaman tangan kita—melalui layar gadget yang selalu menemani setiap saat.

Fitnah dari gadget ada dua macam: fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Fitnah syubhat adalah kerancuan dalam memahami agama. Gadget memberi akses luas untuk belajar, tapi juga membuka pintu bagi kesesatan. Berapa banyak orang yang awalnya ingin mencari ilmu, malah terseret pada ajaran menyimpang karena membaca sumber yang salah.

Fitnah kedua adalah fitnah syahwat, yaitu godaan hawa nafsu yang datang tanpa batas. Dari gambar, video, hingga iklan yang menggoda—semua bisa merusak hati. Nabi ﷺ bersabda:
“Pandangan adalah panah beracun dari panah-panah Iblis. Barang siapa menundukkan pandangan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantinya dengan manisnya iman dalam hatinya.”
(HR. Al-Hakim, no. 3494).

Gadget yang seharusnya menjadi alat bantu, kini banyak mengubah kebiasaan manusia. Dahulu, malam hari digunakan untuk istirahat dan ibadah. Kini, banyak yang menatap layar hingga larut malam, bahkan sampai subuh. Tak jarang, waktu salat pun terlewat karena asyik bermain ponsel.

Lebih parah lagi, gadget mengubah hubungan manusia. Suami dan istri bisa berada di rumah yang sama tapi terpisah oleh layar. Anak-anak kehilangan kehangatan keluarga karena orang tuanya sibuk dengan dunia maya. Inilah bentuk nyata hati yang tersandera oleh gadget.

Padahal, Islam mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Nabi ﷺ bersabda,
“Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”
(HR. At-Tirmidzi, no. 2317).
Artinya, seorang muslim seharusnya bijak memilih apa yang ia lihat, dengar, dan lakukan di dunia digital.

Para ulama menasihatkan agar kita memperkuat benteng keimanan. Caranya dengan menjaga adab, memperbanyak amal sunnah, dan menghindari hal-hal yang tidak perlu. Orang yang rutin melakukan salat malam, puasa sunnah, dan dzikir akan lebih kuat menahan godaan fitnah digital.

Selain itu, kita perlu melatih diri untuk menjauh dari gadget secara berkala. Misalnya, menaruh ponsel di tempat lain ketika beribadah, makan, atau bercengkerama dengan keluarga. Jika perlu, titipkan gadget kepada orang terdekat untuk sementara waktu agar hati bisa kembali tenang.

Sabar juga menjadi kunci menghadapi fitnah gadget. ﷻ berfirman:
“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh ﷻ.”
(QS. Luqman: 17).
Jangan tergoda dengan gaya hidup orang lain yang terlihat mewah di media sosial. Ingatlah, tidak semua yang tampak indah di layar adalah kebahagiaan sejati.

Di antara doa yang diajarkan Nabi ﷺ ketika menghadapi fitnah dunia adalah:
“Ya ﷻ, jika Engkau hendak menimpakan fitnah kepada hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terfitnah.”
(HR. Ahmad, no. 1523).
Doa ini menunjukkan pentingnya memohon perlindungan ﷻ agar hati tetap bersih dan iman tidak tergoda.

Sebagai orang tua, kita juga harus memberi contoh kepada anak-anak. Jika mereka melihat orang tuanya sibuk dengan ponsel, mereka akan meniru hal yang sama. Sebaliknya, jika mereka melihat kita membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa, mereka akan ikut melakukannya.

Akhirnya, kita perlu menyadari bahwa gadget hanyalah alat, bukan penguasa. Ia bisa menjadi sarana amal jariyah bila digunakan untuk dakwah, ilmu, dan kebaikan. Namun, bisa menjadi sumber dosa jika digunakan tanpa kendali. Pilihan ada di tangan kita.

Semoga ﷻ menjaga hati kita dari fitnah zaman ini, membebaskan kita dari jerat layar yang menipu, dan mengembalikan kebahagiaan sejati dalam ibadah kepada-Nya. Aamiin.

 

Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART
Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART