Hadits Pilihan Tentang Wanita: Wanita Mulia di Sisi Allāh
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dengan rahmat dan taufik-Nya kita masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dan memperdalam agama ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti sunnah beliau hingga hari kiamat.
Segala puji hanya milik Allāh ﷻ, Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir. Islam adalah agama yang memuliakan wanita, memberi kedudukan yang tinggi, serta menempatkan mereka pada posisi terhormat dalam kehidupan rumah tangga dan masyarakat. Wanita memiliki peran penting sebagai ibu, istri, anak, dan anggota masyarakat yang menjaga moral dan nilai agama.
Salah satu bukti kemuliaan wanita dalam Islam adalah hadis-hadis yang disampaikan Rasulullah ﷺ tentang sifat-sifat wanita terbaik. Salah satunya adalah hadis dari Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkanmu jika engkau memandangnya, mentaatimu jika engkau memerintahnya, dan tidak menyelisihimu dalam hal yang engkau benci pada dirinya dan hartamu." (HR. An-Nasā’ī, no. 3231; Ahmad, no. 7390 – shahih). Hadis ini menjadi rujukan penting dalam memahami standar kemuliaan seorang wanita di sisi Allāh ﷻ.
Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, sang perawi hadis ini, adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Nama asli beliau adalah Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi, masuk Islam pada tahun ketujuh Hijriah dan senantiasa bersama Rasulullah ﷺ hingga wafatnya. Beliau dikenal memiliki hafalan yang kuat, selalu bersama Nabi ﷺ, dan wafat pada tahun 57 Hijriah di Madinah. Riwayat-riwayatnya menjadi warisan ilmu yang agung bagi umat Islam.
Para ulama menjelaskan bahwa maksud dari “sebaik-baik wanita” dalam hadis ini adalah istri shalihah yang menjadi penyejuk hati suaminya, taat dalam perintah yang ma’ruf, serta menjaga kehormatan diri dan amanah rumah tangga. Allāh ﷻ dalam QS. An-Nisā’ [4]:34 berfirman: "Wanita-wanita yang shalih adalah yang taat lagi menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allāh telah menjaga mereka...". Ayat ini selaras dengan kandungan hadis, menegaskan pentingnya ketaatan dan kesetiaan dalam rumah tangga.
Sifat pertama yang disebutkan dalam hadis adalah menyenangkan suami ketika dipandang. Ini tidak sekadar berkaitan dengan penampilan fisik, tetapi juga kelembutan sikap, akhlak yang santun, serta senyum tulus yang membawa ketenangan hati. Rasulullah ﷺ bersabda: "Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah." (HR. Muslim, no. 1467). Seorang istri yang memancarkan ketenangan akan menjadi penopang rumah tangga yang kokoh.
Sifat kedua adalah ketaatan kepada suami dalam perintah yang ma’ruf. Ketaatan ini tidak berarti tunduk buta tanpa batas, tetapi mengikuti perintah selama tidak bertentangan dengan syariat. Rasulullah ﷺ menegaskan: "Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Khāliq." (HR. Ahmad, no. 1098; shahih). Dengan demikian, seorang istri taat kepada suami sebagai bentuk ibadah kepada Allāh, dan seorang suami wajib memimpin rumah tangganya dengan adil dan penuh kasih sayang.
Sifat ketiga adalah menjaga kehormatan diri dan harta suami ketika suami tidak ada. Ini mencakup menjaga aurat, tidak bergaul bebas dengan lawan jenis, serta tidak menggunakan harta suami tanpa izin. Hal ini adalah amanah besar yang dipuji oleh Allāh ﷻ dalam firman-Nya di QS. An-Nisā’ [4]:34, bahwa wanita shalihah adalah yang menjaga diri dan kepercayaan rumah tangga karena Allāh telah menjaga mereka.
Hadis ini mengandung pedoman penting dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Kehidupan rumah tangga yang bahagia tidak hanya diukur dari materi, tetapi dari kualitas hubungan yang dibangun di atas rasa saling menghormati, saling menjaga, dan saling menunaikan hak dan kewajiban. Suami yang mendapatkan istri shalihah akan merasakan ketenangan jiwa, sementara istri yang taat kepada suaminya akan meraih pahala besar di sisi Allāh.
Rasulullah ﷺ bersabda: "Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki." (HR. Ahmad, no. 1664; shahih). Hadis ini menunjukkan bahwa peran rumah tangga bagi seorang wanita bukan hanya kewajiban sosial, tetapi juga jalan menuju surga.
Dari hadis ini, kita memahami bahwa Islam memuliakan wanita bukan dengan membebaskannya dari kewajiban rumah tangga, tetapi dengan menempatkan perannya sebagai kehormatan yang tinggi di sisi Allāh ﷻ. Wanita shalihah adalah perhiasan yang tak ternilai, yang menjaga kesucian dirinya dan rumah tangganya. Keindahan akhlak dan keteguhan iman menjadi hiasan utama yang membuatnya mulia di dunia dan akhirat.
Faedah penting dari hadis ini antara lain adalah bahwa kemuliaan seorang wanita diukur dari ketakwaan dan akhlaknya, bukan dari kedudukan atau hartanya. Ketaatan kepada suami dalam hal kebaikan adalah bagian dari ibadah kepada Allāh, dan menjaga amanah rumah tangga adalah bentuk jihad bagi seorang wanita. Keharmonisan rumah tangga bergantung pada kesadaran masing-masing pihak untuk menunaikan hak dan kewajiban sesuai tuntunan syariat.
Kehidupan rumah tangga ideal dalam Islam adalah yang dipenuhi dengan rasa saling menghormati, kehangatan, dan doa. Suami menjadi pemimpin yang bijaksana, sementara istri menjadi pendamping yang setia dan penuh kasih. Ketika prinsip-prinsip ini diamalkan, rumah tangga akan menjadi taman surga di dunia yang mengantarkan penghuninya menuju surga yang hakiki di akhirat.
Hadis pilihan ini bukan hanya sekadar pujian kepada wanita shalihah, tetapi juga panduan bagi setiap muslimah untuk memperbaiki diri dan meneladani sifat-sifat mulia tersebut. Menghias diri dengan ketaatan, menjaga amanah, dan menumbuhkan akhlak yang baik akan menjadikan seorang wanita sebagai anugerah terbesar bagi keluarganya.
Akhirnya, setiap wanita muslimah hendaknya berusaha menjadi sebaik-baik wanita sebagaimana yang digambarkan Rasulullah ﷺ. Dengan berpegang teguh pada tuntunan Al-Qur’an dan sunnah, ia akan menjadi penyejuk hati suaminya, cahaya bagi keluarganya, dan hamba yang dicintai oleh Allāh ﷻ. Semoga Allāh menjadikan kita dan keluarga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang menjaga kehormatan dan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Posting Komentar