Kiat-Kiat Terhindar dari Waswas Syaithan
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dengan rahmat dan taufik-Nya kita masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dan memperdalam agama ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti sunnah beliau hingga hari kiamat.
Kiat-Kiat Terhindar dari Waswas Syaithan
Segala puji bagi Allah ﷻ yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi ﷺ, kepada keluarga beliau, para sahabat, serta kepada setiap mukmin yang mengikuti jejak langkah beliau hingga akhir zaman.
Waswas atau bisikan-bisikan setan adalah salah satu bentuk tipu daya yang sangat halus, yang mampu mengganggu ketenangan jiwa seorang mukmin. Waswas bisa muncul dalam berbagai bentuk dan situasi, baik ketika seseorang melaksanakan ibadah maupun dalam aktivitas kesehariannya. Banyak orang yang mengeluhkan bahwa mereka merasa wudhunya selalu batal, merasa tidak sempurna dalam melaksanakan ibadah, atau bahkan mengalami kecemasan yang tidak beralasan terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan. Ada pula yang merasa ragu apakah shalatnya sudah sah atau belum, sehingga mengulanginya berkali-kali tanpa sebab yang jelas.
Perlu dipahami bahwa tidak semua perasaan takut atau khawatir dalam hati tergolong waswas. Kekhawatiran yang muncul setelah melakukan ibadah, seperti rasa takut apakah ibadah tersebut diterima atau tidak oleh Allah ﷻ, justru merupakan tanda keimanan. Allah ﷻ berfirman dalam Surah Al-Mu’minun ayat 60: “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) mereka akan kembali kepada Rabb mereka.” Kekhawatiran seperti ini mendorong seseorang untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadahnya.
Sebaliknya, waswas adalah bisikan yang ditanamkan oleh setan ke dalam dada manusia, sebagaimana firman Allah ﷻ dalam Surah An-Nas ayat 5-6: “Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” Dengan kata lain, sumber waswas bukan hanya dari setan jin, tetapi juga bisa muncul dari manusia, terutama melalui ucapan, perdebatan, atau pengaruh lingkungan yang buruk.
Oleh karena itu, para ulama sangat memperingatkan agar kita menjauhi debat yang tidak bermanfaat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku menjamin sebuah rumah di sekitar surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar.” Debat yang tidak perlu seringkali meninggalkan pengaruh buruk dalam hati, memunculkan keraguan, bahkan bisa menyebabkan seseorang akhirnya membenarkan ucapan lawannya yang keliru.
Salah satu penyebab utama munculnya waswas adalah lemahnya iman. Setan tidak memiliki kekuatan terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah ﷻ. Dalam Surah An-Nahl ayat 99-100 disebutkan: “Sesungguhnya setan itu tidak mempunyai kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabb mereka. Sesungguhnya kekuasaan setan itu hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukan Allah.”
Selain itu, kebiasaan berbuat maksiat juga melemahkan iman dan membuka pintu bagi waswas. Sebagaimana kaidah iman yang diajarkan oleh para ulama: “Al-imanu yazid wa yanqush” — iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Orang yang sering bermaksiat akan mudah dihinggapi oleh berbagai bisikan setan yang merusak akidah dan amalnya.
Untuk itu, penting bagi setiap Muslim untuk memperkuat keimanan dan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah, dengan pemahaman para salafus shalih. Allah ﷻ berfirman dalam Surah Az-Zukhruf ayat 36: “Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Rabb Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”
Di antara amalan praktis yang sangat membantu dalam melawan waswas adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an, baik di rumah maupun di tempat lain. Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim)
Selain itu, berwudhu ketika sedang marah juga sangat dianjurkan, karena marah adalah bagian dari bisikan setan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya marah itu berasal dari setan, dan setan diciptakan dari api. Maka apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia berwudhu.”
Ketika bangun dari tidur, seseorang dianjurkan untuk berzikir kepada Allah ﷻ, sebagaimana disebutkan dalam hadits: “Setan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian dengan tiga ikatan ketika ia tidur... jika ia mengingat Allah, satu ikatan terlepas. Jika ia berwudhu, satu ikatan terlepas. Jika ia shalat, maka semua ikatannya terlepas.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah ﷺ juga mengajarkan doa perlindungan ketika hendak tidur: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, dari kejelekan makhluk-Nya, dari godaan setan, dan dari kehadiran mereka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)
Apabila dalam shalat muncul waswas, maka dianjurkan untuk meludah ringan ke arah kiri sebanyak tiga kali, sebagaimana yang dilakukan oleh Utsman bin Abil Ash, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dengan melakukan amalan ini, Allah ﷻ akan mengusir setan dari diri seseorang.
Selain itu, kaidah yang perlu dipegang adalah: “Tinggalkanlah yang meragukan kepada yang tidak meragukan.” (HR. At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ahmad). Artinya, apabila seseorang sudah yakin bahwa ia telah melaksanakan wudhu atau shalat dengan benar, maka jangan biarkan waswas menguasai hati sehingga mengulangi ibadah tersebut tanpa alasan yang syar’i.
Begitu pula dalam pelaksanaan shalat berjamaah, hendaknya kaum Muslimin menjaga dan merapatkan saf mereka. Rasulullah ﷺ bersabda: “Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf adalah bagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Saf yang renggang bisa menjadi celah bagi setan untuk mengganggu konsentrasi para jamaah.
Dengan memperkuat keimanan, mengikuti sunnah, memperbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, serta melaksanakan amalan-amalan pelindung yang diajarkan oleh Nabi ﷺ, insya Allah seorang Muslim akan terhindar dari waswas setan. Semoga Allah ﷻ senantiasa melindungi kita semua dari bisikan-bisikan yang menyesatkan dan menjadikan kita termasuk golongan yang selalu istiqamah di atas jalan yang benar.
Referensi
Al-Qur’anul Karim
Shahih Al-Bukhari
Shahih Muslim
Sunan Abu Dawud
Sunan At-Tirmidzi
Musnad Ahmad
Tafsir Ibnu Katsir
Posting Komentar