Dosa Menjadi Hal Yang Melekat Pada Manusia Sebagaimana Rasa Lapar Atau Haus

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah atas segala karunia dan nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ï·º, keluarganya, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya hingga akhir zaman.

Dalam kehidupan manusia, berbuat dosa merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Rasulullah ï·º telah menyatakan bahwa "Setiap anak Adam pasti berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah mereka yang bertaubat." (HR. Tirmidzi). Dosa menjadi hal yang melekat pada manusia sebagaimana rasa lapar atau haus. Namun, Allah ï·» dalam Hadis Qudsi berfirman: "Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan dosa siang dan malam, dan Aku mengampuni seluruh dosa. Maka mintalah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian."

Bahkan para nabi dan rasul yang kedudukannya begitu mulia di sisi Allah pun tidak luput dari kesalahan. Namun mereka segera bertaubat dan Allah mengampuni mereka. Seperti Nabi Adam 'alaihissalam yang berkata, "Rabbana dzolamna anfusana wa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin." Begitu pula Nabi Nuh 'alaihissalam yang memohon agar anaknya diampuni, meski kemudian ditegur oleh Allah karena ketidaktahuannya. Nabi-nabi lainnya pun seperti Daud, Sulaiman, dan Yunus juga memiliki kesalahan yang segera mereka akui dan tobati.

Jika para nabi pun bisa bersalah dan bertobat, bagaimana dengan kita yang jauh dari derajat mereka, masih tergoda oleh hawa nafsu, dan hidup di zaman yang penuh dengan peluang maksiat? Meski demikian, rahmat Allah ï·» begitu luas. Ampunan-Nya mencakup segala dosa. Allah menyebutkan nama-nama-Nya yang menunjukkan sifat ampunan-Nya, seperti Al-Ghafur, Al-Ghaffar, Al-Ghafir, dan At-Tawwab.

Nama-nama ini memiliki makna yang mendalam. Al-Ghafur menunjukkan bahwa sebanyak apapun dosa seseorang, Allah tetap akan mengampuni. Al-Ghaffar menunjukkan bahwa sebesar apapun dosa seseorang, Allah tetap bisa mengampuni. At-Tawwab menunjukkan bahwa Allah Maha Menerima taubat, bahkan Dia-lah yang mengilhamkan seseorang untuk bertaubat.

Kisah-kisah dalam Al-Qur’an dan hadis pun menggambarkan betapa luasnya ampunan Allah ï·». Kisah Fir’aun, misalnya, meski dia adalah manusia paling sombong yang menyatakan diri sebagai Tuhan, Allah tetap mengutus Musa dan Harun untuk mengajaknya kembali kepada jalan yang benar dengan kata-kata yang lembut. Seandainya Fir’aun mau bertobat, Allah pun akan mengampuninya.

Kisah penyihir Fir’aun yang telah lama hidup dalam kemusyrikan pun menggambarkan hal serupa. Setelah melihat mukjizat Nabi Musa, mereka langsung beriman dan rela mati dalam keadaan Islam meskipun diancam oleh Fir’aun. Juga kisah Ashabul Ukhdud, yang menunjukkan bahwa meski seseorang sangat zalim, jika ia bertobat, Allah masih membuka pintu ampunan baginya.

Kisah pembunuh 100 nyawa juga sangat masyhur. Ia bertanya kepada seorang rahib tentang kemungkinan taubat dan mendapat jawaban negatif. Ia pun membunuh rahib itu, menjadikan jumlah korbannya genap 100. Namun kemudian ia bertanya kepada orang berilmu yang menuntunnya kepada jalan taubat. Dalam perjalanan menuju tempat bertaubat, ia meninggal, dan Allah menerima taubatnya karena ketulusan niatnya.

Salah satu ayat paling memberi harapan adalah firman Allah ï·»: "Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Juga dalam hadits Qudsi disebutkan: "Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampuni dosa-dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosamu mencapai langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu."

Rasulullah ï·º juga bersabda: "Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang yang kehilangan kendaraannya di padang pasir bersama bekal makanan dan minumannya, kemudian tiba-tiba menemukannya kembali."

Mari kita selalu membuka hati untuk bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Karena sesungguhnya, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni, selama kita kembali dengan taubat yang tulus.

Referensi : https://www.youtube.com/watch?v=u8CkWtCnYKM&t=22s

Lebih baru Lebih lama