Keimanan Kepada Takdir Adalah Kunci Utama Untuk Meraih Ketenangan Dalam Menghadapi Berbagai Ujian Hidup.



Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini, kita akan membahas mengenai landasan akidah untuk meraih ketenangan (sakinah). Allah ﷻ menyebutkan dalam Al-Qur'an bahwa ketenangan merupakan anugerah dari-Nya, yang diberikan kepada hati-hati orang yang beriman.

Dalam Surat Al-Fath ayat 4, Allah ﷻ berfirman:

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَـٰنًۭا مَّعَ إِيمَـٰنِهِمْ

Artinya: "Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka yang telah ada."

Ini menunjukkan bahwa sumber ketenangan adalah Allah ﷻ, dan letaknya ada di hati manusia. Karena itu, jika kita ingin mendapatkan kebahagiaan sejati, maka jalan utamanya adalah memperkuat keimanan dan memperbaiki akidah.

Dalam Surat Al-Fath ayat 18, Allah ﷻ juga memberikan contoh nyata bagaimana ketenangan diturunkan kepada para sahabat:

لَقَدْ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ

Artinya: "Sungguh, Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka..."

Jelas bahwa ketenangan adalah anugerah bagi orang-orang yang memiliki hati yang bersih dan iman yang kuat.

Allah juga berfirman dalam Surat Yunus ayat 62-64:

أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ * لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ

Artinya: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat..."

Ketika seseorang memiliki keimanan yang benar dan tawakal yang kuat, ia akan menghadapi musibah dan ujian dengan tenang. Nabi ﷺ mengajarkan kepada Ibnu Abbas:

إِحْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ... وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ

Artinya: "Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu... Ketahuilah, apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu, dan apa yang meleset darimu tidak akan pernah menimpamu." (HR. Tirmidzi)

Keimanan kepada takdir adalah kunci utama untuk meraih ketenangan dalam menghadapi berbagai ujian hidup.

Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu bersama Nabi ﷺ dalam gua Tsur, dan kaum musyrikin hampir menangkap mereka, beliau berkata kepada Nabi ﷺ:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Artinya: "Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." (QS. At-Taubah: 40)

Ini adalah bentuk keyakinan dan tawakal yang luar biasa, yang menjadi contoh nyata bagaimana akidah yang kuat membawa kepada sakinah yang sejati.

Semoga kita semua diberi keteguhan dalam iman, lurus dalam akidah, dan dikaruniai ketenangan dalam menghadapi kehidupan dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Lebih baru Lebih lama