Menapaki Jejak Mereka: Amalan-Amalan Penghuni Surga
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dengan rahmat dan taufik-Nya kita masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dan memperdalam agama ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti sunnah beliau hingga hari kiamat.
Setiap muslim yang beriman dan bertakwa berharap menjadi penghuni surga. Allah ﷻ berfirman, "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali 'Imran: 133). Namun, secara khusus, Rasulullah ﷺ pernah menyebutkan nama-nama sahabat tertentu yang dijamin pasti masuk surga.
Secara akidah Ahlusunnah wal Jama'ah, kita tidak boleh memastikan seseorang secara individual masuk surga atau neraka, karena yang mengetahui isi hati hanya Allah ﷻ. Kita hanya boleh berharap dan berdoa berdasarkan amal shaleh yang terlihat. Namun, pengecualian berlaku jika ada dalil shahih yang secara tegas menyatakan jaminan untuk seseorang.
Rasulullah ﷺ pernah memberikan jaminan surga untuk kelompok besar sahabatnya. Misalnya, para peserta Perang Badar yang berjumlah sekitar 315 orang dan para peserta Bai'at Ridwan (dalam Perjanjian Hudaibiyah) yang berjumlah sekitar 1400 orang. Mereka dijamin surga secara "gelondongan" atau berkelompok.
Kisah Hatib bin Abi Balta'ah menjadi bukti nyata jaminan ini. Suatu ketika, ia melakukan kesalahan besar dengan membocorkan rahasia strategi perang Rasulullah ﷺ kepada musuh. Namun, karena ia adalah veteran Perang Badar, Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah mungkin telah melihat kepada (para peserta) Perang Badar lalu berfirman: 'Berbuatlah sesukamu, sungguh Aku telah mengampunimu'." (HR. Al-Bukhari 3007).
Selain kelompok, Rasulullah ﷺ juga menyebutkan secara spesifik sepuluh sahabat yang dijamin surga. Mereka dikenal dengan sebutan Al-‘Asyarah Al-Mubasyyarun bil Jannah (Sepuluh Orang yang Diberikan Kabar Gembira dengan Surga). Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah ﷺ bersabda, "Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, Sa'ad di surga, Abdurrahman bin 'Auf di surga, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di surga, dan Said bin Zaid di surga." (HR. At-Tirmidzi No. 3747, dishahihkan Al-Albani).
Kesepuluh nama tersebut adalah para sahabat utama dan paling dicintai Rasulullah ﷺ. Empat nama pertama adalah Khulafaur Rasyidin yang memimpin kaum muslimin setelah wafatnya Nabi ﷺ. Mereka adalah teladan dalam keimanan, ketakwaan, dan pengorbanan di jalan Allah ﷻ.
Selain sepuluh sahabat itu, masih banyak lagi sahabat lain yang disebutkan Rasulullah ﷺ secara personal dijamin surga. Salah satunya adalah Bilal bin Rabah, muadzin pertama dalam Islam. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa ia mendengar suara langkah sandal Bilal di surga. Amalan andalannya adalah tidak pernah berwudhu melainkan ia selalu shalat sunnah dua rakaat setelahnya. (HR. An-Nasa'i).
Zaid bin Haritsah, anak angkat Nabi ﷺ yang gugur syahid dalam Perang Mu'tah, juga dijamin surga. Rasulullah ﷺ bahkan bersabda bahwa beliau melihatnya di surga. (Berdasarkan kisah dalam HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Abdullah bin Salam, seorang mantan pendeta Yahudi yang sangat alim, juga termasuk yang dijamin. Sa'ad bin Abi Waqqas berkata, "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda bahwa ada seseorang yang berjalan di muka bumi ini pasti masuk surga, kecuali untuk Abdullah bin Salam." (HR. Al-Bukhari No. 3629).
Paman Nabi ﷺ, Hamzah bin Abdul Muthalib, yang gugur sebagai syahid dalam Perang Uhud dan dijuluki "Singa Allah", juga dijamin surga. Begitu pula Ja'far bin Abi Thalib yang gugur di Perang Mu'tah dan digelari At-Thayyar (yang terbang dengan dua sayap di surga). (HR. Ahmad).
Tak ketinggalan, kedua cucu kesayangan Rasulullah ﷺ, Hasan dan Husain, juga dijamin menjadi pemimpin pemuda di surga. Rasulullah ﷺ bersabda, "Keduanya adalah pemimpin para pemuda penghuni surga." (HR. At-Tirmidzi No. 3768, dishahihkan Al-Albani).
Mengenal nama-nama mereka dan kisah perjuangan mereka bukanlah sekadar pengetahuan sejarah. Tujuan utamanya adalah untuk kita bisa mengambil pelajaran dan meneladani akhlak serta amal shaleh mereka. Mereka adalah manusia pilihan yang amalannya diridhai oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya.
Mari kita berdoa dan berusaha meneladani ketakwaan, keikhlasan, dan pengorbanan mereka dalam berislam. Semoga dengan menapaki jejak mereka, kita juga dipertemukan di surga yang sama. Allah ﷻ berfirman, "Dan orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya." (QS. At-Taubah: 100).
Posting Komentar