Takziah ke Teman Nasrani: Ibadah Sosial atau Larangan Aqidah?
Pertanyaan:
Apakah boleh menyampaikan belasungkawa (takziah) kepada orang Nasrani, dan bagaimana caranya jika ada seruan ?
Jawaban:
Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah, wa ba'du:
Ya, boleh menyampaikan belasungkawa jika ada yang meninggal, boleh menjenguk mereka ketika sakit, dan boleh menghibur mereka ketika ditimpa musibah, dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata:
كان غلام يهودي يخدم النبي -صلى الله عليه وسلم- فمرض، فأتاه النبي -صلى الله عليه وسلم- يعوده ، فقعد عند رأسه، فقال له : ( أسلم ) ، فنظر إلى أبيه وهو عنده، فقال له : أطع أبا القاسم -صلى الله عليه وسلم- فأسلم ، فخرج النبي -صلى الله عليه وسلم- وهو يقول : ( الحمد لله الذي أنقذه من النار )
أخرجه البخاري 1356
” Dahulu ada seorang anak Yahudi yang senantiasa melayani (membantu) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian ia sakit. Maka, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya untuk menjenguknya, lalu beliau duduk di dekat kepalanya, kemudian berkata:” Masuk Islam-lah!” Maka anak Yahudi itu melihat ke arah ayahnya yang ada di dekatnya, maka ayahnya berkata:‘Taatilah Abul Qasim (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam).” Maka anak itu pun masuk Islam. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar seraya bersabda:” Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari Neraka.”” HR. Shahih Bukhari, (1356).
Dari Anas bin Malik:
أن يهودياً دعا النبي - صلى الله عليه وسلم - إلى خبز شعير، وإهالة سنخة فأجابه
أخرجه أحمد (13201) بسند صحيح
seorang yahudi mengundang Nabi untuk bersantap roti gandum dengan acar hangat, dan Nabi s.a.w. pun memenuhi undangan tersebut. HR. Ahmad (13201) dengan sanad sahih.
Beliau mengingatkan bahwa seorang muslim pada saat melakukan hal tersebut hendaknya ia berniat dakwah kepada mereka, dan melembutkan hati mereka kepada Islam, dan mengajak mereka dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat.
Sebagaimana beliau juga mengingatkan bahwa pada saat ta’ziah hendaknya tidak berdoa untuk yang meninggal agar diberikan ampunan, kasih sayang, atau surga. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
ما كان للنبي والذين آمنوا أن يستغفروا للمشركين ولو كانوا أُولي قربى
Tidak ada hak bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik sekalipun mereka ini kerabat(-nya). QS. At-Taubah :113.
Akan tetapi berdo’a untuk mereka sesuai dengan keadaan mereka, meminta mereka bersabar, menghibur mereka, dan mengingatkan mereka bahwa hal ini adalah sunatullah bagi semua makhluk ciptaan-Nya.
Wallahu a’lam.
Refrensi: الشيخ/د. عبد الوهاب الطريري
Posting Komentar