Saat Idul Adha Bertepatan dengan Hari Jum'at

 

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dengan rahmat dan taufik-Nya kita masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dan memperdalam agama ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti sunnah beliau hingga hari kiamat.

Ketika Idul Adha bertepatan dengan hari Jumat, umat Islam sering menghadapi pertanyaan penting tentang tata cara pelaksanaan ibadah. Artikel ini akan mengupas tuntas masalah tersebut dengan merujuk pada Al-Quran, hadis shahih, serta pendapat para ulama terkemuka. Pemahaman yang tepat tentang masalah ini sangat penting untuk menjaga kesempurnaan ibadah sekaligus menghindari perpecahan di tengah umat.

1. Penetapan Idul Adha Mengikuti Keputusan Pemerintah
Nabi ﷺ bersabda:
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
"Puasa (Ramadan) adalah hari ketika kalian berpuasa, Idul Fitri adalah hari ketika kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari ketika kalian berkurban." (HR. Tirmidzi, shahih).
Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa hadis ini menjadi dasar ketaatan pada ketetapan pemimpin dalam penentuan hari raya.

2. Keutamaan Hari Jum'at dan Hari Raya Idul Adha
Hari Jumat memiliki keistimewaan khusus dalam Islam. Allah berfirman:
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ
"Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk salat pada hari Jumat, bersegeralah mengingat Allah." (QS. Al-Jumuah: 9).
Namun, Nabi ﷺ memberikan keringanan saat Id bertepatan dengan Jumat:
اجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا عِيدَانِ، فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ
"Pada hari ini terkumpul dua hari raya (Id dan Jumat), siapa yang mau, salat Id sudah mencukupinya dari salat Jumat." (HR. Abu Dawud, shahih).
Sementara itu, hari raya Idul Adha merupakan puncak ibadah haji dan momentum berkurban sebagaimana kisah Nabi Ibrahim dan Ismail.

3. Persoalan Khusus Saat Terjadinya Idul Adha di Hari Jum'at
Rasulullah ﷺ pernah menghadapi situasi serupa dan memberikan solusi: "Pada hari ini terkumpul dua hari raya (Id dan Jumat), maka siapa yang ingin, salat Id sudah mencukupinya dari salat Jumat" (HR. Abu Dawud). Hadis ini menjadi dasar utama dalam masalah ini dan menunjukkan fleksibilitas syariat Islam. 
Pendapat Ulama tentang Gugurnya Salat Jumat:
a. Pendapat Pertama (Tetap Wajib)
Dianut oleh Imam Malik, berdasarkan keumuman ayat Al-Jumuah.
b. Pendapat Kedua (Gugur dengan Syarat)
Diriwayatkan dari Utsman bin Affan yang memberi keringanan bagi penduduk desa yang jauh (Lihat Fathul Bari Ibnu Hajar).
c. Pendapat Ketiga (Gugur bagi yang Salat Id)
Ini adalah pendapat yang kuat, didukung oleh Ibnu Taimiyah dan Syekh Utsaimin. Mereka berargumen bahwa Nabi ﷺ tidak memerintahkan sahabat untuk melaksanakan kedua salat secara bersamaan.

4. Tata Cara Pelaksanaannya
Bagi jamaah yang menghadiri salat Id, mereka memiliki pilihan: (1) Tetap menghadiri salat Jumat, atau (2) Mencukupkan diri dengan salat Id dan mengerjakan salat Zuhur di rumah. (3) Sedangkan pengurus masjid tetap menyelenggarakan salat Jumat untuk menjamin hak beribadah seluruh muslim. Hikmah dari hukum ini: Syariat Islam selalu mempertimbangkan kemudahan. Ibnu Qayyim dalam Zaadul Ma'ad menjelaskan bahwa keringanan ini mengandung hikmah: (1) Menghindari keberatan berlipat, (2) Memberi kesempatan merayakan hari raya dengan tenang, (3) Menjaga semangat ibadah.

5. Kesalahan yang harus dihindari
Beberapa kesalahan praktik yang perlu diwaspadai: (1) Menganggap tidak perlu salat sama sekali setelah salat Id, (2) Memaksakan pendapat tertentu secara berlebihan, (3) Meremehkan sunnah-sunnah hari raya dan hari Jumat.

Perbedaan pendapat dalam masalah ini adalah bukti keluasan rahmat Allah. Yang terpenting adalah menjaga ukhuwah islamiyah dan semangat beribadah. Sebagaimana pesan Syekh Abdul Aziz bin Baz: "Perbedaan pendapat ulama dalam masalah furu'iyyah adalah rahmat selama didasarkan pada dalil yang sahih." Mari sambut Idul Adha dengan penuh khidmat, semoga Allah menerima semua amal ibadah kita. Wallahu a'lam bish-shawab.

Kajian Rutin
Oleh: Ustadz Abu Uwais Abrar, S.Ag
Disiarkan Langsung di Masjid SDTQ An-Naajiya, Jambak, Luhak Nan Duo, Pasaman Barat
Ahad, 01 Juni 2025/06 Dzulhijjah 1446 H

Referensi

Shahih Bukhari & Muslim

Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah

Syarh Bulughul Maram – Syekh Utsaimin

(Artikel ini disarikan dari ceramah Ustadz Abu Uwais Abrar, S.Ag.)




Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART
Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART