Istiqamah di Atas Keimanan: Menjaga Diri dari Sifat Munafik


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dengan rahmat dan taufik-Nya kita masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dan memperdalam agama ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti sunnah beliau hingga hari kiamat.

Segala puji hanyalah milik ﷲ, Rabb semesta alam. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan serta ampunan-Nya, dan berlindung kepada-Nya dari keburukan jiwa-jiwa kita dan dari kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh ﷲ, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali ﷲ, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa ﷲ ﷺ adalah hamba dan utusan-Nya.

Dalam salah satu khutbah Jumat, disampaikan bahwa di antara bekal terbaik yang seharusnya dipersiapkan oleh seorang muslim dalam menghadap ﷲ adalah ketakwaan. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada ﷲ dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Dia memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati ﷲ dan Rasul-Nya, maka sungguh, ia telah meraih kemenangan yang besar” (QS. Al-Ahzab: 70-71).

Seorang muslim diperintahkan untuk masuk ke dalam agama Islam secara kaffah, tidak mengambil ajarannya secara parsial sesuai hawa nafsu. Hal ini merupakan prinsip dasar dalam beragama, agar seorang hamba tetap istiqamah di jalan yang benar hingga akhir hayat.

Sebagai contoh, sahabat ‘Umar bin Khattab yang telah mendapat jaminan surga dari Nabi ﷺ tetap merasa khawatir akan tergelincir dalam sifat munafik. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keikhlasan dan senantiasa memohon perlindungan dari sifat-sifat yang bisa merusak iman.

Dalam surah Al-Hajj ayat 11, ﷲ berfirman, “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah ﷲ di tepi; maka jika dia memperoleh kebaikan, tetaplah dia dalam keadaan itu; dan jika dia ditimpa cobaan, berbaliklah dia ke belakang (kafir). Ruginyalah dia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” Tafsir dari ayat ini menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “beribadah di tepi” adalah orang-orang munafik. Mereka hanya beribadah ketika kondisi dunia mereka baik. Namun, saat ditimpa ujian, mereka berpaling bahkan hingga jatuh dalam kekufuran.

Realitas hari ini menunjukkan adanya fenomena yang lebih parah. Banyak orang yang meninggalkan ibadah padahal diberikan kelapangan dan kemudahan hidup. Mereka tidak sedang diuji dengan kesempitan, namun tetap berpaling dari perintah-perintah ﷲ. Ini merupakan bentuk kemunafikan yang lebih dalam dan harus diwaspadai.

Kehidupan dunia pada hakikatnya adalah medan ujian. Sebagian orang diuji dengan kesempitan, sebagian lainnya dengan kelapangan. Maka hendaknya kita selalu menjaga hati dari sifat-sifat munafik, baik dalam kondisi lapang maupun sempit.

Kisah ‘Umar bin Khattab yang selalu bertanya kepada Hudzaifah bin Yaman, penjaga rahasia Nabi ﷺ tentang siapa saja yang tergolong munafik, menunjukkan betapa seriusnya para sahabat menjaga keimanan mereka. Meski sudah mendapat jaminan surga, ‘Umar tetap merasa khawatir dan waspada terhadap kemunafikan.

Nabi ﷺ juga mengingatkan bahwa kesulitan hidup bisa menjadi sebab seseorang jatuh dalam kekufuran. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang muslim untuk memperkuat keimanan dan menjaga keluarganya agar tetap teguh dalam menjalankan agama.

Terdapat dua jenis kemunafikan yang dijelaskan oleh para ulama. Pertama adalah nifaq ashghar atau kemunafikan kecil, yang tercermin dalam perilaku seperti berbohong, mengingkari janji, dan berkhianat terhadap amanah. Nabi ﷺ bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jenis kedua adalah nifaq akbar atau kemunafikan besar, yang menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Di antara tanda-tandanya adalah mendustakan kenabian Nabi ﷺ, menolak sebagian ajaran beliau, membenci beliau atau syariat yang beliau bawa, merasa senang jika Islam mundur, dan merasa tidak suka jika Islam ditegakkan.

Betapa sering kita mendengar orang yang mengaku muslim, namun meremehkan ajaran Nabi ﷺ dengan alasan tidak relevan dengan zaman, atau bahkan merasa berat hati melihat syariat ditegakkan. Ini adalah gejala kemunafikan besar yang harus diwaspadai.

Jika seorang muslim belum mampu mengamalkan suatu ajaran, hendaknya ia tidak mencelanya atau mengatakan bahwa ajaran itu tidak berlaku. Cukuplah ia berdoa agar diberi taufik untuk dapat mengamalkannya kelak.

Hari Jumat adalah waktu yang sangat mulia, terutama menjelang maghrib. Rasul ﷺ bersabda, “Pada hari Jumat ada satu waktu di mana jika seorang hamba muslim memohon kepada ﷲ suatu kebaikan, niscaya Dia akan mengabulkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka hendaknya kita memperbanyak doa memohon agar dijauhkan dari sifat munafik dan diberi keistikamahan hingga akhir hayat.

Selain itu, memperbanyak shalawat kepada Nabi ﷺ juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Firman ﷲ, “Sesungguhnya ﷲ dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56).

Semoga ﷲ menjaga kita semua, keluarga kita, dan negeri ini dari sifat-sifat kemunafikan, serta menganugerahkan keistiqamahan di atas jalan Islam hingga akhir hayat.

Referensi:

Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 70-71, 56

Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat 11

Hadits Shahih Bukhari dan Muslim

Tafsir para ulama salaf


Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART
Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART